Hunian vertikal di BSD City
Propertynbank.com – Pasar kondominium mengacu pada sektor properti perumahan yang menawarkan hunian dalam bentuk unit-unit terpisah yang dimiliki secara individual, tetapi juga berbagi kepemilikan dan tanggung jawab terhadap area bersama dan fasilitas. Kondominium, sering disebut sebagai “condo,” yang mana dapat berupa apartemen atau rumah bertingkat yang dikelola oleh asosiasi pemilik bersama.
Setelah melihat beberapa proyek launching dalam beberapa waktu sebelumnya, pasokan kumulatif kondominium di Jakarta pada kuartal IV tahun 2023 tetap stabil di angka 259.172 unit. Meskipun terdapat pertumbuhan sebesar 0,1% secara tahunan, angka ini tidak begitu signifikan.
Kondisi ini dipengaruhi oleh fokus pengembang pada menyerap permintaan daripada memperluas proyek baru, mengingat risiko yang masih tinggi dalam sektor ini.
Baca Juga : LRT Beroperasi, Harga Kondominium Diprediksi Naik 8 %
Pada tahun 2024, terdapat rencana peluncuran satu proyek besar dari Oasis Central Sudirman dengan total sekitar 335 unit. Namun, kondisi pasar saat ini menunjukkan bahwa pengembang lebih berhati-hati dalam menghadapi risiko ekspansi proyek baru.
Di kuartal IV tahun 2023, menurut Leads Property dalam Jakarta Market Property Insight Q4 2023, pasar kondominium untuk permintaan hanya mencapai 260 unit, sementara secara tahunan total permintaan tercatat sebesar 1.044 unit di tahun 2023.
Angka ini jauh di bawah permintaan tahunan pasar kondominium sebelum pandemi yang bisa mencapai lebih dari 3.000 unit per tahun. Ini mengindikasikan bahwa insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diberikan pemerintah belum memberikan dampak signifikan pada sektor kondominium.
Meskipun tingkat penjualan naik sedikit menjadi 82,7% di kuartal 4, naik sebesar 0,1 poin dari kuartal sebelumnya, kenaikan secara tahunan mencapai 0,3 poin. Tetapi, masih ada sekitar 44.800 unit yang belum terjual di Jakarta.
Baca Juga : Peminat Kondominium Turun, Pengembang Pilih Bangun Rumah Tapak
Hal ini menggambarkan bahwa pasar kondominium telah mencapai titik puncaknya, di mana kenaikan harga kemungkinan akan sulit signifikan dan lebih cenderung stabil. Bahkan jika ada pergerakan, kemungkinan hanya sekitar 1-2% per tahun.
Di pusat bisnis Jakarta (CBD), harga jual rata-rata mencapai Rp 56,5 juta per m2, sedangkan di prime area di luar CBD mencapai Rp 47,1 juta per m2. Pengembang tetap mencoba menarik pembeli dengan berbagai gimmick meskipun tren permintaan menurun.
Prospek Pasar Kondominium
Tahun 2024 membawa harapan dengan kemungkinan insentif PPN yang dapat mendorong beberapa pengembang untuk cepat merampungkan proyek mereka, sehingga pembeli dapat menikmati manfaat dari insentif tersebut.
Namun, dengan tekanan Rupiah terhadap USD yang mencapai Rp 15.600, proyek baru yang akan diluncurkan harus siap menghadapi tingginya harga konstruksi, terutama karena sebagian komponen merupakan barang impor.
Baca Juga : Pasar Properti Melemah, Kondominium Masih Jadi Primadona
Meskipun demikian, di tahun 2024, tidak banyak pengembang yang akan meluncurkan proyek baru, dengan Oasis Central Sudirman menjadi satu-satunya proyek yang direncanakan. Situasi ini mencerminkan ketidakpastian dan tantangan yang dihadapi pengembang di tengah kondisi ekonomi dan keuangan yang fluktuatif. (Nabilla Chika Putri)
The post Dampak Insentif PPN Belum Signifikan, Pasar Kondominium Masih Penuh Tantangan appeared first on Property & Bank.