Associate Director Retail Service Leads Property, Wieke Suhartiwi (tengah)
Propertynbank.com – Pasar ritel atau mal yang berlokasi di Jabodetabek diprediksi akan mengalami peningkatan pengunjung dalam beberapa bulan kedepan. Terutama bagi mal dan ruang ritel yang berada dikawasan mixed use dan terintegrasi dengan akses transportasi publik.
Ditambah dengan tingkat kunjungan masyarakat ke mal yang sudah perlahan bangkit seiring dengan berakhirnya aktivitas karena pandemi Covid-19. Artinya mal yang berlokasi di mixed use yang terintergrasi dengan gedung perkantoran, kondominium, hotel, dan akses langsung ke MRT dan LRT akan lebih banyak dikunjungi.
Dengan adanya tingkat mobilitas dan pemanfaatan transportasi publik yang akan lebih tinggi, hal ini kedepannya diharapkan dapat memberikan potensi pengunjung terbesar untuk mal dan kawasan ritel yang dekat dengan transportasi umum.
Baca Juga : Hingga 2024, Akan Ada 7 Pusat Belanja Baru di Jakarta
Menurut data Jakarta Property Outlook 2024 dari Leads Property, kawasan mixed use diprediksi akan ramai pada tahun 2024. Kondisi tersebut juga berpengaruh dengan peningkatan jumlah kunjungan ke mal. Total jumlah pasokan ritel di Jabodetabek pada Kuartal III 2023 sudah mencapai 3,5 juta persegi yang diisi oleh wilayah Jakarta CBD sebesar 26% dan Jakarta OCBD sebesar 74%.
“Tingkat hunian rata-rata mencapai 90% yang di dominasi oleh wilayah Jakarta CBD sebesar 91% dan Jakarta OCBD sebesar 90%. Untuk rata-rata harga sewa penawaran yaitu Rp 440.000 perbulan, untuk wilayah Jakarta CBD sebesar Rp 578.000 dan untuk wilayah Jakarta OCBD sebesar Rp 382.000,” ujar Associate Director Retail Service Leads Property, Wieke Suhartiwi beberapa waktu lalu.
Tak Ada Pasokan Mal Baru
Tingkat hunian sendiri diprediksi akan mengalami penurunan meskipun tidak signifikan karena banyaknya pasokan mal baru yang akan segera buka, namun belum memiliki tingkat hunian yang tinggi. Terhitung jumlah pasokan ritel dari tahun 2020-2022 berada di 1,2% dan 2022-2024 meningkat menjadi 2,3%. Sedangkan jumlah permintaan tahun 2020-2022 berada di 0,1% dan meningkat di tahun 2022-2024 menjadi 2,1%.
“Pasar ritel juga akan menunjukan pergerakan yang relative stabil. Semakin banyak brand ritel baru yang akan bermunculan dipasar dan mayoritas berisi kategori F&B dan fashion. Sejak tahun 2023 sebagian besar pemilik mal dan pengembang sudah menaikan harga dasar sewa mal, meski tidak signifikan. Upaya ini dilakukan guna menutupi kerugian selama pandemi,” ungkap Wieke.
Baca Juga : Pusat Belanja Ubah Tampilan Agar Bertahan
Selain diprediksi kawasan mixed use akan semakin ramai di tahun 2024, diprediksi trafik ritel dekat transportasi umum juga akan meningkat. Dengan tingkat mobilitas dan pemanfaatan transportasi public yang akan semakin tinggi, diprediksi dapat memberikan potensi pengunjung terbesar bagi mal dan kawasan ritel yang dekat dengan transportasi umum.
Preferensi masyarakat juga akan kembali menggunakan indoor mal. Sejak pandemi Covid-19 berakhir mal dan pusat perbelanjaan yang berkonsep indoor akan semakin menarik perhatian masyarakat. Harga sewa juga akan meningkat yang ditunjukan dengan membaiknya trafik pengunjung mal serta permintaan akan ruang ritel.
“Tahun 2024 diprediksi harga sewa akan diberlakukan dengan beberapa pemilik dan pengembang area ritel ternama. Kedepannya, temporary exhibition juga akan melambung. Ruang ritel dapat dimanfaatkan sebagai alternatif instalasi temporary exhibition yang lebih fleksibel, menyesuaikan minat masyarakat sesuai musim. Seperti pop art museum, art exhibition dan haunted house,” pungkas Wieke. (Nabilla Chika Putri)
The post Mal Dikawasan Mixed Use dan Terintegrasi Dengan Transportasi Publik Tetap Ramai appeared first on Property & Bank.