Hery Saputra, Building Business Vice President Schneider Electric Indonesia and Timor Leste saat menjelaskan, Schneider Electric Indonesia memiliki komitmen untuk mewujudkan bangunan ramah energi dan ramah lingkungan. Senin (29/05/2023)
Propertynbank : Bangunan hijau memang bukan solusi baru untuk menciptakan bangunan yang ramah lingkungan. Bangunan hijau adalah konsep arsitektur yang mengutamakan aspek keberlanjutan lingkungan untuk menciptakan sebuah bangunan yang hemat energi, air, dan minim gas rumah kaca.
Dalam pembangunannya, efisiensi dan kebijaksanaan dalam penggunaan material dan pemanfaatan tata ruang harus diperhitungkan dan dirancancang dengan matang.
PT. Schneider Electric Indonesia hadir senantiasa berkomitmen untuk mengembangkan solusi yang ramah lingkungan dan membantu setiap pihak dalam mencapai tujuan berkelanjutan.
Schneider Electric Indonesia menargetkan pasar bangunan masa depan yang lebih berkelanjutan, tahan lama, efisien, dan berpusat pada manusia. Solusi dan produk yang ditawarkan dapat mengubah bangunan menjadi lebih ramah ramah energi dan ramah lingkungan dengan penggunaan energi yang lebih efisien dan pengurangan emisi CO2 dalam jumlah yang signifikan. Hal ini karena gedung mengkonsumsi sekitar 30% energi dunia dan menghasilkan sekitar 40% emisi CO2 tahunan.
Hery Saputra, Building Business Vice President Schneider Electric Indonesia and Timor Leste mengungkapkan, Schneider Electric Indonesia memiliki komitmen untuk mewujudkan bangunan ramah energi (cerdas) dan ramah lingkungan (rendah karbon) dalam konteks revitalisasi fasilitas bangunan eksisting dan pembangunan fasilitas bangunan baru untuk mengurangi emisi karbon, efisiensi biaya operasional, dan sustainability atau keberlanjutan.
“Untuk itu, kami siap untuk kerjasama lintas sektor, termasuk mitra kerja, klien, dan pemerintah,”pungkasnya.
Dalam portfolio kerja selama puluhan tahun, tambah Hery Saputra, Schneider Electric telah membantu ribuan perusahaan termasuk di Indonesia, dalam rangka dekarbonisasi operasional bangunan. Mulai dari hotel, ritel, rumah sakit, hingga perkantoran. Dengan menerapkan 3 langkah sederhana, yaitu: Strategi, Digitalisasi, dan Dekarbonisasi.
Hery Saputra menjelaskan, langkah Strategi, mengacu pada nilai portfolio dan bangunan eksisting dengan strategi jangka panjang untuk hasil yang terukur.
Sementara, Digitalisasi, mengacu pada pemanfaatan saluran digital untuk mendata penggunaan energi dan sumber daya secara akurat dan terukur agar dapat membuat keputusan berbasis data.
Untuk langkah Dekarbonisasi, mengurangi jejak karbon dalam skala besar di seluruh portfolio dan bisnis dengan memanfaatkan beragam masukan dari langkah 1 dan 2.
Dalam perspektif Schneider Electric, kalangan bisnis dapat mempertahankan bahkan meningkatkan nilai pertumbuhan usahanya dengan mengupayakan bangunan ramah energi dan ramah lingkungan.
Hal ini karena, fasilitas gedung tersebut serta sistem manajemen energi yang telah diterapkan dapat memberikan laporan dan data dekarbonisasi yang terukur untuk mencapai net-zero. Sehingga capaian-capaian tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan performa bisnis, imbuhnya.
Solusi Building Management System
Menurut data terakhir yang dikeluarkan oleh Carbon Development Project/CDP di tahun 2022, sebanyak 76% organisasi mengatakan bahwa pelaporan hasil upaya keberlanjutan yang dilakukan entitas bisnis dapat membantu meningkatkan keunggulan kompetitif di pasar.
Di dalamnya termasuk, Menarik investasi (Gartner 2021), Menumbuhkan pengaruh, reputasi, dan merek industri (CDP 2022), serta Menarik dan mempertahankan tenaga kerja terbaik dalam perusahaan dimaksud (Ciphr 2021).
Saat ini, Schneider Electric Indonesia menawarkan solusi Building Management System (BMS) dengan nama EcoStruxure Building Advisor yang memberikan masukan penting dalam pengoperasian gedung dengan memantau sistem dan mengidentifikasi kesalahan untuk secara proaktif mengatasi inefisiensi.
“Solusi ini terbukti dapat mengurangsi biaya operasional, meningkatkan kenyamanan, dan mempertahankan nilai aset dengan biaya dan sumber perawatan yang terbatas,”ujar Hery Saputra.
Sedangkan produk pendukung gedung ramah energi dan ramah lingkungan lainnya termasuk Building Automation and Control Devices (programmable logic controller (PLC), sensor, actuator, dan controller), Electrical Distribution Solutions (circuit breaker, switch, panel distribusi, dan sistem monitoring listrik), Energy Management and Metering Solutions (mengukur, memonitor, dan menganalisa konsumsi energi dalam gedung), Lighting Control Systems (sensor, dimmer, timer, dan perangkat lunak manajemen pencahayaan untuk memungkinkan kontrol otomatis dan optimasi pencahayaan di dalam gedung), Security and Access Control Systems (panel access control, sistem surveillance, intrusion detection systems, dan sistem evakuasi darurat), Data Center Infrastructure Management/DCIM (memungkinkan manajemen data center yang efisien di dalam gedung), dan Renewable Energy Solutions (inverter tenaga matahari, charge controller, dan sistem penyimpanan energi)
The post Schneider Electric Indonesia Bidik Pasar Bangunan Masa Depan Ramah Lingkungan appeared first on Property & Bank.