Deretan gedung perkantoran di Jakarta
Propertynbank.com – Pada triwulan akhir tahun 2022, tingkat hunian sektor perkantoran berada di angka 71% untuk Kawasan CBD dan 72% untuk Kawasan Non-CBD. Selain disebabkan jumlah permintaan yang masih terbatas, terdapat satu gedung di area Thamrin dan satu gedung di Jakarta Utara yang selesai dibangun sehingga menyebabkan tingkat hunian masih tertekan.
Sementara pada tahun 2023, dua gedung di area Thamrin dan koridor Sudirman diperkirakan akan selesai dibangun yang berpotensi menambah jumlah pasokan sektor perkantoran sekitar 130 ribu meter persegi. “Sedangkan untuk Kawasan Non-CBD, diperkirakan akan ada penambahan sekitar 95 ribu meter persegi pada tahun 2023 dari tiga gedung perkantoran yang berlokasi di Jakarta Pusat dan Selatan,” ujar Yunus Karim, Head of Research JLL.
Sedangkan untuk pusat perbelanjaan, jelas Yunus, segmen kelas menengah keatas di Jakarta kembali menikmati tingkat kunjungan yang relatif sehat dan diperkirakan akan semakin meningkat dengan dicabutnya PPKM pada akhir Desember 2022. Permintaan pada triwulan keempat ini didorong oleh para peritel yang melakukan ekspansi di pusat perbelanjaan yang baru mulai beroperasi.
“Jika melihat dari industri peritel, makanan dan minuman masih menjadi penyewa yang paling aktif dalam melakukan ekspansi. Di tahun 2023, pasokan pusat perbelanjaan baru diperkirakan bertambah sebesar ±115 ribu meter persegi,” jelasnya.
Untuk permintaan pasar terhadap kondominium, Yunus mengatakan, di Jakarta masih terpantau belum menunjukan adanya peningkatan dalam volume penjualan dan peluncuran kondominium baru ke pasar. Tingkat penjualan masih stagnan berada di level 62% dengan total pasokan kondominium yang masih dibangun mencapai 32 ribu unit.
“Meskipun secara umum pasar kondominium belum menunjukan peningkatan yang signifikan, akan tetapi dari segi produk baru yang diluncurkan ke pasaran mengalami sedikit peningkatan dibandingkan dengan tahun 2021 dikarenakan pelonggaran pembatasan sosial sejak awal 2022,” ungkap Yunus.
Aktifitas Perkantoran Meningkat
Pada bagian lain, Head of Office Leasing Advisory JLL, Angela Wibawa menjelaskan, secara umum, aktivitas dan permintaan terhadap sektor perkantoran Grade A mengalami peningkatan pada tahun 2022 dibandingkan dengan tahun 2021 dikarenakan para perusahaan mulai aktif dalam melanjutkan strategi real estate mereka dengan melakukan perbandingan antara tetap berada di gedung mereka saat ini atau pindah ke gedung lain (move vs stay). Relokasi yang terjadi tetap didominasi oleh perpindahan menuju gedung dengan grade yang lebih baik dan strategi penghematan biaya.
“Meskipun aktivitas meningkat, kami melihat luas ruang yang dibutuhkan relatif mengecil dibandingkan sebelumnya akibat penerapan hybrid work dan workplace strategy. Dengan dicabutnya PPKM oleh pemerintah pada akhir tahun 2022, kita mengantisipasi lebih banyak pekerja yang kembali bekerja di kantor yang dapat menjadi faktor pendukung meningkatnya jumlah permintaan ruang di sektor perkantoran,” tegas Angela.
Walaupun, sambungnya, tetap perlu dicatat bahwa saat ini tingkat hunian perkantoran di Kawasan CBD masih tertekan di angka 71% yang menyebabkan harga sewa pun tetap dalam tekanan mengingat beberapa gedung kantor yang akan beroperasi di tahun 2023.
Sementara ityu, Head of Advisory JLL, Vivin Harsanto mengungkapkan, sektor rumah tapak masih menjadi sektor properti yang diminati, khususnya oleh enduser. Kondisi pasar semakin kompetitif dengan diluncurkannya beberapa kawasan kota mandiri baru, seperti di area Tangerang dan Bekasi.
“Meskipun insentif perpajakan dari pemerintah telah berakhir di September 2022, pengembang terpantau masih tetap aktif menawarkan berbagai tipe di berbagai segmen secara offline dan online disertai dengan kemudahan pembayaran uang muka dengan cara bayar yang menarik. Selain itu, akses terhadap jalan tol menuju pusat kota Jakarta dan transportasi umum menjadi daya tarik utama pagi para pembeli rumah tapak,” kata Vivin.
Pada sektor pergudangan, Head of Logistics and Industrial JLL, Farazia Basarah menjelaskan, tingkat hunian ruang pergudangan modern di Jabodetabek sedikit menurun ke angka 92% akibat adanya lima pasokan baru di Bekasi dan Cikarang dengan total luas lebih dari 150 ribu meter persegi.
“Pertambahan pasokan ini diiringi dengan permintaan yang tetap sehat yang berasal dari penyedia jasa logistik dan manufaktur/end-user dan diprediksi akan terus menjadi pendorong utama permintaan akan ruang gudang modern. Sebaliknya permintaan dari e-commerce berkurang secara signifikan dikarenakan ketatnya persaingan. Pemain baru, ESR, telah menyelesaikan proyek gudang modern pertamanya di Cikarang dan di tahun 2023 kita juga akan masih melihat pemain-pemain baru lainnya yang akan berkontribusi terhadap pasokan ruang gudang modern,” kata dia.
Senior Vice President, Investment Sales Asia, JLL Hotels & Hospitality Group, Julien Naouri menjelaskan, keinginan untuk mengakuisisi hotel dan resor di Indonesia saat ini sedang bertumbuh, dengan meningkatnya minat dari investor domestik dan internasional karena industri pariwisata yang membaik dan kondisi ekonomi yang sedang menguntungkan.
“Sepanjang tahun 2022, kami melihat minat para investor asing dan lokal terhadap Indonesia sebagai tujuan investasi masih terpantau aktif. Selain sektor properti tradisional seperti pergudangan modern dan rumah tapak, sektor properti alternatif seperti pusat data (data centre), pendidikan dan kesehatan juga merupakan sektor yang dilirik oleh para pelaku bisnis properti. Pembangunan ruas jalan tol baru, jalan tol luar kota dan infrastruktur lainnya diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap pengembangan properti di kota-kota lainnya,” pungkas James Allan, Country Head JLL.
The post Sepanjang 2022, Permintaan Ruang Perkantoran Grade A Meningkat appeared first on Property & Bank.