Baru-baru ini beredar video wisatawan mancanegara (wisman) yang mengaku ditipu saat membeli cendera mata yang menurutnya terlalu mahal di Desa Sade, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Menanggapi hal itu, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Sade, Sanah, mengatakan, masyarakat Desa Sade menyambut baik wisatawan yang berkunjung ke desa tersebut.
“Kami warga Sade sangat terbuka kepada Wisatawan dan ingin menjadi tuan rumah yang sebaik mungkin,” kata Sanah saat acara Weekly Press Briefing pada Senin (19/12/2022). Menurut Sanah, kejadian tersebut merupakan kesalahpahaman yang bermula saat seorang wisman membuat video di Desa Sade.
Dalam video tersebut, dilansir dari Tribun Lombok pada Minggu (18/12/2022), sang wisman membeli gelang seharga Rp 50.000 yang menurutnya terlalu mahal. Ia pun menawar harga menjadi Rp 35.000, walau pada akhirnya gelang tersebut dibeli seharga Rp 50.000.
Di Desa Sade, gelang dengan harga tersebut dianggap wajar. Sang penjual juga sempat menawari tiga gelang dengan harga Rp 100.000 sebagai jalan keluar. Namun, setelah membeli, sang wisman menilai proses tawar menawar tersebut adalah bentuk penipuan.
Sanah berpendapat, kesalahpahaman ini terjadi karena keterbatasan bahasa yang dialami oleh masyarakat lokal. Mereka pun tidak bisa memahami apa yang dikatakan oleh wisman itu. “Kami menyambut baik (kunjungan wisatawan), namun dengan segala keterbatasan kami, pendidikan kami kalau dihitung hanya sampai tingkat sekolah dasar (SD).
Hanya beberapa yang sampai ke tingkat menengah atas (SMA),” paparnya. Sanah pun mengucapkan permohonan maaf atas permasalahan yang terjadi dan berharap adanya dukungan edukasi seputar keahlian berbahasa Inggris dari pemerintah, agar mereka bisa maju dan lebih baik lagi.
Jumlah kunjungan wisatawan ke Desa Sade saat ini tidak mengalami penurunan, atau tidak jauh berbeda dengan jumlah kunjungan biasanya.
Adapun jumlah kunjungan wisatawan nusantara ke Desa Sade saat ini berkisar 300 hingga 400 wisatawan setiap hari.
“Kalau wisatawan asing memang tidak pernah terlalu banyak, kecuali kalau ada kunjungan kapal pesiar atau ada tamu-tamu per grup, baru kita bisa di angka 100 (jumlah kunjungan per hari),” jelas Sanah. Sanah mengatakan, jumlah kunjungan wisman pada bulan September, November, dan Desember cenderung kurang dari 100 kunjungan.
Adapun ia berharap kesalahpahaman yang terjadi antara penduduk di Desa Sade dan wisman yang berkunjung ke Desa Sade dapat menjadi pelajaran supaya pihaknya lebih berbenah diri menjadi lebih baik.
Sumber : Kompas.com