Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kementerian KP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) meluncurkan Smart Fisheries Village (SFV) atau Desa Perikanan Cerdas Wakatobi pada acara puncak peringatan Hari Nusantara di Wakatobi, Selasa (13/12/2022).
SFV yang dikembangkan oleh Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan (LPTK) Wakatobi ini memiliki fokus utama pada teknologi kelautan terintegrasi atau Wakatobi dan Coral Garden di daerah konservasi.
Kementerian KP berharap, desa perikanan cerdas dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, serta menjadi kegiatan produksi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Adapun acara puncak peringatan Hari Nusantara 2022 kali ini mengusung tema ‘Peningkatan Ekonomi Maritim melalui Kolaborasi Investasi Berkelanjutan untuk Indonesia Bangkit Lebih Kuat’.
Kepala BRSDM I Nyoman Radiarta mengatakan bahwa SFV berbasis unit pelaksana teknis (UPT) merupakan kawasan atau kampung yang dikembangkan dengan skema kegiatan kelautan dan perikanan dari hulu ke hilir.
Ia mengungkapkan, terdapat tiga tujuan dari pembentukan SFV. Pertama, untuk memanfaatkan aset UPT guna menghasilkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Kedua, menjadi model atau showcase bagi teknologi yang dikembangkan oleh BRSDM untuk dapat diadopsi masyarakat. Ketiga, meningkatkan jejaring dengan menggandeng mitra dalam pelaksanaan kegiatan.
“LPTK Wakatobi telah melahirkan teknologi inovasi yang sudah berhasil dihilirisasi kepada masyarakat KP,” ujar Nyoman mewakili Menteri Kelautan dan Perikanan (Menteri KP) Sakti Wahyu Trenggono, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (14/12/2022).
Pada dasarnya, lanjut dia, kriteria pengukuran terhadap lokasi SFV menggunakan lima indikator pengukuran, yaitu sustainable, modernization, acceleration, regeneration, dan technology (SMART).
LPTK Wakatobi lahirkan beragam inovasi
Pada kesempatan tersebut, Nyoman mengatakan, LPTK Wakatobi telah melahirkan beragam inovasi untuk mendukung percepatan program penangkapan ikan terukur serta menyejahterakan masyarakat nelayan, dan menjaga ekosistem terumbu karang.
Inovasi tersebut, kata dia, dilakukan melalui penerapan teknologi terintegrasi dan kerja sama dengan berbagai mitra. Adapun inovasi yang dihasilkan LPTK Wakatobi, di antaranya Teknologi Wakatobi AIS atau Wahana Keselamatan dan Pemantauan Objek Berbasis AIS.
Inovasi ini dirancang khusus untuk meningkatkan keselamatan serta keterpantauan nelayan kecil dan tradisional. “LPTK juga mengimplementasikan Aplikasi Laut Nusantara, yakni inovasi teknologi penangkapan ikan berbasis Android untuk mengakses beragam informasi kelautan sebagai transformasi budaya nelayan dari ‘mencari ikan’ menjadi ‘menangkap ikan,’ ujar Nyoman.
LPTK Wakatobi, lanjut dia, telah pula menghasilkan konservasi perairan dengan menggunakan empat metode rehabilitasi dan pembibitan karang melalui Wahana Perekayasaan Teknologi Konservasi Biota atau Wakatobi Sea Bamboo.
Di samping itu, sebut Nyoman, LPTK Wakatobi juga memiliki Kios Maritim, yaitu layanan data dan informasi kelautan yang dapat diakses oleh nelayan.
Dengan mengakses Kios Maritim, imbuh dia, nelayan dapat mengetahui perihal sistem pemantauan AIS, Sistem Pemantauan Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan (PPDPI), kondisi laut dan cuaca maritim, serta sistem informasi kelautan Wilayah Pengelolaan Perikanan 714.
Lebih lanjut, Nyoman menjelaskan, Kios Maritim telah diletakkan di empat lokasi, yang tersebar di desa, kelurahan, dan Dinas Perikanan Wakatobi. “Tentu dalam pelaksanaanya, LPTK Wakatobi tidak dapat bergerak sendiri tanpa adanya dukungan pemerintah daerah (pemda) setempat,” ucapnya.
Selain pemda, lanjut Nyoman, LPTK Wakatobi juga bersinergi dengan dukungan pendidikan dalam hal ini AKKP Wakatobi, bidang pelatihan dan penyuluhan, serta menjalin mitra dengan berbagai pihak.
Untuk diketahui, Kementerian KP memberikan pula bantuan teknologi kepada masyarakat pada puncak peringatan Hari Nusantara Adapun bantuan yang diberikan berupa 20 unit gadget yang sudah dilengkapi Aplikasi Laut Nusantara kepada nelayan, dua unit sistem informasi untuk Kios Maritim kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wakatobi dan Desa Koroe Onowa.
Kemudian, bantuan berupa 50 unit teknologi budi daya karang yang telah diserahkan kepada Kepala Balai Taman Nasional Wakatobi.
Diberikan pula Sertifikat Training of Trainer Laut Nusantara, Wakatobi AIS, dan Budi Daya Karang kepada kepala desa, perwakilan kelompok nelayan, dengan disaksikan oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.
Sebelumnya, Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono telah memberikan apresiasi terhadap berbagai inovasi teknologi yang dikembangkan LPTK, salah satunya Wakatobi AIS.
Apresiasi tersebut ia sampaikan dalam rangka kunjungan kerjanya ke LPTK pada Juni 2022.
Dengan dukungan perangkat dan teknologi tersebut, Trenggono berharap, produktivitas nelayan dapat meningkat sehingga semakin sejahtera. Hal ini menjadi upaya dalam percepatan penangkapan ikan terukur.
Sumber : Kompas.com